Dan
seketika aku merasa sendiri, kawan..
Mematung
tak berdaya dalam ramai ‘kata’ lawan
Terkadang
mata ini berair dengan sendirinya
Menghirup
rindu damba mereka
Sejenak
diri ini linglung, dalam setiap langkah berhenti
Merasakan
tak ada pergerakan yang berarti
Tiba-tiba
lesanku penuh akan keluhan
Memenuhi
setiap ruang hati para pendengaran
Maaf.. inilah apa yang
aku rasakan sekarang. Mencoba menyelesaikan namun nihil. Mencoba bergerak namun
berhenti sampai tikungan. Mencoba kuat namun lemah sungguh raga ini untuk
melawan…
Rabbi… bantu diri ini
mengatur ruhaniyah ini. Agar selalu bisa teguh pada jalanMu.. jalan yang hanya
Engkau Ridhoi..
Allah sesungguhnya
Engkaulah Dzat yang Maha Pengasih. Kasihanilah diri ini. Hanya KasihMu yang
sangat diri ini harapkan. Bukan rasa “kasih” mereka ataupun dia.. hanya Engkau
Illahi Rabbi. Bantu diri ini mengatur hati yang kian melejit jauh tanpa
kendali. Seakan-akan lari kepada makhluk yang tidak seharusnya diri ini
gantungkan. Hanya Engkau, Allah, yang seharusnya menjadi tempat bergantung..
Aku
disini mencoba bertahan
Dengan
segenap ‘kata’ lawan
Ingin
kuacuhkan selalu..
Biarlah
lalu.. telinga kanan-kiri.ku kan sedia memuntahkan ‘kata’nya
Sungguh
sejatinya aku hanya diam, kawan
Namun
hati ini memanas sampai daya fikir termatikan
Biarlah..
Biarlah
‘kata’ mereka berlalu seiring waktu
Aku
hanya butuh pijakan yang lebih kuat
Pundak
yang siap menerima beban berat
Dan..
istiqomah yang tak tersirat
Akhirnya,
Aku di sini..
Biarlah
menikmati proses jalan ini
Kalau
harus berlari.. oke aku akan berlari
Hingga
kau bisa ku kejar dan kembali
Berjalan
sampai benar-benar beriringan
Berjuang.. bertahan.. menuju
sukses meraih angan..
*episodeSkripsi-Semkim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar