Bismillah…
Assalamu’alaikum…
Ternyata sayang ini lebih dalam dari
yang aku kira sebelumnya. Ternyata perhatian ini lebih nyata dari yang aku
bayangkan selama ini… dan akhirnya, aku yakin aku sangat menyayangimu..
Sejak hari dimana kau memutuskan untuk melanjutkan sekolah di perantauan. Entah kapan itu? Sudah lama sekali. Aku hanya membatin dalam hati. Mungkin hanya guyonan. Nggak mungkin. Masak berani sekolah jauh dari abi,umi? Dan akhirnya fikiran itu hilang dengan bergulirnya waktu.
Saat ini, aku benar-benar tak menyangka kalau ini adalah
niatanmu yang sebenarnya. Tentunya juga dorogan dari orang tua. Sampai
akhirnya, aku kaget menerima informasi bahwa Ahad kemarin adalah hari ujian
masuk sekolahmu yang baru. Aku setengah tak percaya. Kog serba dadagan? Kapan kau
mendaftar? Kapan merencanakan persiapan ini sebelumnya? Atau mungkin aku yang
kemarin hanya memandang niatanmu dengan sebelah mata?
Akhirnya aku menemanimu melaksanakan ujian. Di kota
perantauan yang tak jauh dari kota budaya ini. Sragen, Ahad, 6 Maret 2016. Tahukah?
Aku sangat tegang menemanimu ujian kemarin. Ada rasa khawatir yang ada di
benak. Apakah nanti kau bisa menyelesaikannya dengan baik? Jangan-jangan nanti
kau malu untuk izin keluar hanya sekedar untuk pergi ke toilet? Atau kau nanti
malu untuk memulai pertemanan? Nanti kau sendiri? Segala fikiran masuk dalam
otakku. Namun, ternyata kau lebih tegar dan mandiri dari yang ku bayangkan. Kau
sudah tumbuh dewasa. Kau berani untuk memulai. Kau sudah punya kenalan teman
baru. Bahkan kau malu ku temani hanya sekedar pergi ke mushola untuk sholat. Kau
malu pada teman-temanmu dan panitia yang dari awal memang tidak menghendaki
wali calon murid menemani dalam rangkaian ujian penerimaan murid baru. Dan akhirnya
aku tahu, saat ini memang kau sudah tumbuh dengan sangat berani.
Entah bagaimanapun. Mungkin ini yang namanya aliran 1 darah
yang sama. Aku tetap mengkhawatirkanmu sampai saat ini semenjak hari kau ujian
kemarin. Setiap hari aku terfikir olehmu. Apakah kau diterima? Dalam hati
kecilku aku yakin kau diterima. Lalu bagaimanakah nanti akan kau jalani
hari-hari berikutnya di sana? Dalam tempat yang jauh dari jangkauan orang tua. Kau
mungkin akan merasa sendiri. Aku takut kau akan merasakan apa yang aku rasakan di
awal perkuliahan dulu. Bahkan hampir empat tahun berada di kota perantauan ini,
aku masih sering merasakan kerinduan yang mendalam pada orang-orang rumah. Lalu
bagaimana dengan kau nanti? Kau dengan umurmu yang masih belia. Bahkan tidak
sedikit saudara yag selalu menanyakan padamu, kog sekolah jauh-jauh to?? Nanti sama
siapa di sana?? Sanggupkah kau nanti berdiri dengan tegap dan tetap tersenyum
memandang orang-orang terkasihmu melambaikan tangan tanda perpisahan padamu??
Aku yang merasakan kekhawatiran di sini. Sungguh, teryata
aku benar-benar sangat menyayangimu, dek. Kau yang sering bertengkar dengan ku.
Bahkan ku akui harus benar-benar sabar, sesabar2nya untuk mengalah darimu. Aku yang
berpredikat sebagai kakak ini. Aku mencoba untuk terus sabar menghadapimu. Karena
kau nakal dari yang ku bayangkan. Namun entah, sampai saat ini aku tetap
menyayangimu. Mungkin inilah arti sebuah saudara sebenarnya. Alhamdulillah, kau
telah membantuku menjadi kakak yang sebenarnya, dek.
Aku mencoba belajar darimu. Dan harapanku kau juga bisa
mengambil pelajaran dariku. Aku sangat ingin memberikan teladan yang baik
untukmu. Semoga jika memang Allah menakdirkan kau berada di kota perantauan
sana, aku akan sangat bahagia melihatnya. Bahkan sekalipun air mataku terurai
menahan ketidakrelaan jarak yang nantinya akan tumbuh diantara kau dengan
orang-orang tersayang. Aku tetap bahagia dek. Mungkin jika Allah mengizinkan
juga, ini adalah kode awal rencanaNya untuk menahanku lebih lama di kota budaya
ini. Aku ingin menemanimu walau jarak tak sedekat yang ku bayangkan. Setidaknya
lebih dekat dari sini dibandingkan dengan rumah. Bi idznilah. Lakukan sekenario
indah ini dengan jalan usaha kita masing-masing ya.. :)
Percayalah dek. Ini semua baik buat masa depanmu kelak. Aku sangat
berharap kau akan menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tua. Berjanjilah. Kau
akan persembahkan untuk abi umi. Setidaknya pasti akan menularkan kebahagiaan
juga pada saudara-saudaramu nanti. Termasuk aku. Bawalah abi umi ke SurgaNya kelak
dengan predikat sholihah yang akan kau terima. insyaAllah, aamiin…
Sampai detik ini. aku sangat menyayangimu..
:) Berjuanglah sampai cita-citamu menjadi nyata.. Kita sama-sama sedang
berjuang, kan? Semoga kau dimudahkan dalam ujian akhirmu. Pun disini aku sama
dengan tugas akhirku. Kau memberikan ruang semangat untukku. Terimakasih.. :)
semangaat!!! Aku sangat mengharapkan yang terbaik untukmu selalu. Hanya untukmu
adinda.. adekku tersayang..
-Laila Jumanul Wad’iyyah-
:) :*
Wassalamu’alaikum…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar