Rabu, 09 Maret 2016

hanya untukmu adinda..

Bismillah… 

Assalamu’alaikum… 

Ternyata sayang ini lebih dalam dari yang aku kira sebelumnya. Ternyata perhatian ini lebih nyata dari yang aku bayangkan selama ini… dan akhirnya, aku yakin aku sangat menyayangimu..

 

Sejak hari dimana kau memutuskan untuk melanjutkan sekolah di perantauan. Entah kapan itu? Sudah lama sekali. Aku hanya membatin dalam hati. Mungkin hanya guyonan. Nggak mungkin. Masak berani sekolah jauh dari abi,umi? Dan akhirnya fikiran itu hilang dengan bergulirnya waktu.

Saat ini, aku benar-benar tak menyangka kalau ini adalah niatanmu yang sebenarnya. Tentunya juga dorogan dari orang tua. Sampai akhirnya, aku kaget menerima informasi bahwa Ahad kemarin adalah hari ujian masuk sekolahmu yang baru. Aku setengah tak percaya. Kog serba dadagan? Kapan kau mendaftar? Kapan merencanakan persiapan ini sebelumnya? Atau mungkin aku yang kemarin hanya memandang niatanmu dengan sebelah mata?

Akhirnya aku menemanimu melaksanakan ujian. Di kota perantauan yang tak jauh dari kota budaya ini. Sragen, Ahad, 6 Maret 2016. Tahukah? Aku sangat tegang menemanimu ujian kemarin. Ada rasa khawatir yang ada di benak. Apakah nanti kau bisa menyelesaikannya dengan baik? Jangan-jangan nanti kau malu untuk izin keluar hanya sekedar untuk pergi ke toilet? Atau kau nanti malu untuk memulai pertemanan? Nanti kau sendiri? Segala fikiran masuk dalam otakku. Namun, ternyata kau lebih tegar dan mandiri dari yang ku bayangkan. Kau sudah tumbuh dewasa. Kau berani untuk memulai. Kau sudah punya kenalan teman baru. Bahkan kau malu ku temani hanya sekedar pergi ke mushola untuk sholat. Kau malu pada teman-temanmu dan panitia yang dari awal memang tidak menghendaki wali calon murid menemani dalam rangkaian ujian penerimaan murid baru. Dan akhirnya aku tahu, saat ini memang kau sudah tumbuh dengan sangat berani.

Entah bagaimanapun. Mungkin ini yang namanya aliran 1 darah yang sama. Aku tetap mengkhawatirkanmu sampai saat ini semenjak hari kau ujian kemarin. Setiap hari aku terfikir olehmu. Apakah kau diterima? Dalam hati kecilku aku yakin kau diterima. Lalu bagaimanakah nanti akan kau jalani hari-hari berikutnya di sana? Dalam tempat yang jauh dari jangkauan orang tua. Kau mungkin akan merasa sendiri. Aku takut kau akan merasakan apa yang aku rasakan di awal perkuliahan dulu. Bahkan hampir empat tahun berada di kota perantauan ini, aku masih sering merasakan kerinduan yang mendalam pada orang-orang rumah. Lalu bagaimana dengan kau nanti? Kau dengan umurmu yang masih belia. Bahkan tidak sedikit saudara yag selalu menanyakan padamu, kog sekolah jauh-jauh to?? Nanti sama siapa di sana?? Sanggupkah kau nanti berdiri dengan tegap dan tetap tersenyum memandang orang-orang terkasihmu melambaikan tangan tanda perpisahan padamu??

Aku yang merasakan kekhawatiran di sini. Sungguh, teryata aku benar-benar sangat menyayangimu, dek. Kau yang sering bertengkar dengan ku. Bahkan ku akui harus benar-benar sabar, sesabar2nya untuk mengalah darimu. Aku yang berpredikat sebagai kakak ini. Aku mencoba untuk terus sabar menghadapimu. Karena kau nakal dari yang ku bayangkan. Namun entah, sampai saat ini aku tetap menyayangimu. Mungkin inilah arti sebuah saudara sebenarnya. Alhamdulillah, kau telah membantuku menjadi kakak yang sebenarnya, dek.

Aku mencoba belajar darimu. Dan harapanku kau juga bisa mengambil pelajaran dariku. Aku sangat ingin memberikan teladan yang baik untukmu. Semoga jika memang Allah menakdirkan kau berada di kota perantauan sana, aku akan sangat bahagia melihatnya. Bahkan sekalipun air mataku terurai menahan ketidakrelaan jarak yang nantinya akan tumbuh diantara kau dengan orang-orang tersayang. Aku tetap bahagia dek. Mungkin jika Allah mengizinkan juga, ini adalah kode awal rencanaNya untuk menahanku lebih lama di kota budaya ini. Aku ingin menemanimu walau jarak tak sedekat yang ku bayangkan. Setidaknya lebih dekat dari sini dibandingkan dengan rumah. Bi idznilah. Lakukan sekenario indah ini dengan jalan usaha kita masing-masing ya.. :)


Percayalah dek. Ini semua baik buat masa depanmu kelak. Aku sangat berharap kau akan menjadi anak yang bisa membahagiakan orang tua. Berjanjilah. Kau akan persembahkan untuk abi umi. Setidaknya pasti akan menularkan kebahagiaan juga pada saudara-saudaramu nanti. Termasuk aku. Bawalah abi umi ke SurgaNya kelak dengan predikat sholihah yang akan kau terima. insyaAllah, aamiin…

Sampai detik ini. aku sangat menyayangimu.. :) Berjuanglah sampai cita-citamu menjadi nyata.. Kita sama-sama sedang berjuang, kan? Semoga kau dimudahkan dalam ujian akhirmu. Pun disini aku sama dengan tugas akhirku. Kau memberikan ruang semangat untukku. Terimakasih.. :) semangaat!!! Aku sangat mengharapkan yang terbaik untukmu selalu. Hanya untukmu adinda.. adekku tersayang..
-Laila Jumanul Wad’iyyah-
 :) :*



Wassalamu’alaikum…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar