Pernahkah
kau mengalami kejenuhan?
Jenuh
dengan semua kehidupanmu
Jenuh
dengan semua urusan duniamu
Jenuh
dengan apa yang selalu menjadi fikiranmu
Yang belum
terselaikan.. yang belum bisa kau pecahkan
Pernahkah?
Maka,
Tengoklah
kehidupan orang lain sejenak
Warna-warni
kehidupan di luar sana perlu kau lihat
Perlu kau
rasakan
Perlu kau
renungkan
Sejatinya
makna kesyukuran-lah yang akan kau dapatkan
Dan..
segera
Segera
perbaiki kehidupanmu
Agar
kehidupanmu tetaplah hidup :)
Assalamu’alaikum…
Ya,
sejatinya kejenuhan itu pasti ada. Suatu saat kau akan mengalami kejenuhan.
Jenuh dengan semua yang ada disekelilingmu. Jenuh dengan apa yang menjadi beban
fikiranmu. Berhentilah sejenak. Rehatlah dari urusan duniamu yang menjemukkan. Kini,
saatnya menengok dunia luar. Warna-warni makna kehidupan di luar sana perlu kau
lihat.. maka sandingkan dengan kehidupanmu sekarang.. apa yang akan kau
rasakan??
Jum’at, 4 November 2016 adalah hari dimana umat Islam se Indonesia
akan mengadakan aksi damai menuntut keadilan atas apa yang telah menimpa Al-Qur’an,
pedoman seluruh alam. Setiap orang memiliki aksi sendiri-sendiri menanggapi
kasus yang sedang melanda negeri ini. Ada yang marah menggebu, ada yang menulis
di media sosial dengan pendapat kritisnya, ada yang hanya diam namun selalu
mendo’akan, dan ada banyak sikap yang berbeda lainnya.
Tentunya
aku dengan segala kekurangan tak luput dari rasa ingin berparsipasi entah
dengan cara apa. Mungkin hanya mampu dengan perasaan. Perasaan sakit atas apa
yang menimpa Al-Qur’an yang selalu menjadi pencerahan menghadapi kemelut coba
dan uji. Perasaan sakit atas keyakinan akan kebenaran tentang isi Al-Qur’an yang
diragukan oleh seseorang. Ya.. semua umat Islam pasti akan merasakan kesedihan
dan kemarahan. Tentunya dengan taraf kadar yang berbeda-beda.
Siang
hari itu.. saat massa sedang bergerak di segala titik, akupun bergerak menuju
RS. Moewardi untuk bertemu dengan adik-adik penderita kanker atau segala macam
penyakit kronis lain. Ya, tema kita hari ini adalah menghibur adik-adik yang
sedang berjuang dengan penyakitnya. Berjuang dengan kehidupannya. Seorang teman
yang tergabung dalam komunitas 3C mengajak untuk ikut. Berbagi kebahagiaan
bersama. Aku ditunjuk untuk mendongeng-kan cerita Nabi Yunus. Awalnya keraguan
itu datang, karena aku sama sekali belum ada pengalaman mendongeng-kan cerita
apapun pada anak-anak.
Bertemu
dan beriteraksi dengan adik-adik penderita kanker ini adalah pengalaman pertamaku.
Sungguh indah skenario Allah. Allah tau kebutuhan ruhaniyah apa yang sedang kita
butuhkan. Dan memang sejatinya Allah-lah yang tau apa yang pantas dan apa yang
baik untuk kita, karena Dialah Yang Maha Tahu. Saat itu adik-adik sedang
menjalani terapi bermain dan aku baru tahu kalau ada terapi bermain untuk
penderita kanker. Adik-adik tak banyak yang ikut, hanya sekitar 6-7 anak. Mereka
menggambar, mewarnai dan bernyanyi bersama. Sungguh hati ini bergejolak melihat
adik-adik yang sedang sakit namun tetap bisa tersenyum bahagia. Ada yang masih harus
mendapatkan cairan tambahan, infus, namun tetap bisa bertepuk tangan, bernyanyi
bersama. Sedangkan aku? Sejauh apa kesehatan ini kumanfaatkan dengan maksimal??
T.T
Setelah
para suster menutup terapi bermain, saatnya aku dan teman-teman lain masuk
untuk mengisi hiburan pada adik-adik. Tak banyak adik-adik yang bisa bergabung
untuk bermain. Karena banyak yang berada di bangsal menjalani perawatan
masing-masing. Saat itu perkenalan dimulai, ada dek Galang, dek Fiqi, dek
Klara, dek Rasyid, dan dek Habib. Walaupun hanya berlima namun tak mengurangi semangat
kami untuk menghibur adik-adik. Hiburan pertama dari seorang teman yang sangat
menginspirasi diri ini. Cara berinteraksi kepada adik-adik membuat diri ini iri
dan bangga memiliki teman seperti dia. Ana ukhibbuki fillah, ukhty, insyaAllah
:) Temanku mengajak adik-adik membuat ikan paus dari kertas yang dirangkai
dengan pita. Sangat cantik. Adik-adikpun antusias membuatnya.
Hiburan
kedua saatnya aku beraksi unjuk gigi. Hehe.. saatnya aku mendongeng-kan kisah
Nabi Yunus. Tentunya masih berhubungan dengan ikan paus yang cantik :D.. aku
mendongeng ala kadarnya disertai dengan alat peraga. Awalnya aku sangat gugup. Haha
binggung bagaimana menyampaian cerita yang bisa ditangkap oleh anak-anak. Bingung
merangkai kata yang tepat. Alhasil, awal-awal agak belepotan. Namun,
dipertengahan-akhir ketenangan mulai datang. Melihat adik-adik tersenyum
membuat diri ini tak menyerah. Akhirnya kuselesaikan
dongeng Nabi Yunus dengan lancar dan tentunya dengan pesan singkat yang bisa
dicerna oleh adik-adik. Semoga.. hehe..
Next,
hiburan yang selanjutnya adik-adik diminta merangkai puzzle ikan paus dan unta.
Adik-adik yang ikut bermain hanya berdua, Fiqi dan Klara, dan ditemani
kakak-kakak untuk menyelesaikan puzzle paus cantik dan unta yang ganteng. Semuanya
antusias merangkai puzzle2 tersebut. Akhirnya, setelah terselaikan puzzlenya
saatnya pembagian hadiah. Hadiahnya apa? Jeng.. jeng.. susu dan biskuit :*
Masuk
di sesi yang terakhir. Saatnya penutupan. Sebelum ditutup dengan berdo’a
bersama, semuanya diajak bernyanyi dan bergoyang bersama-sama. Tak mau kalah
dengan adik-adik yang semangatnya super, kakak-kakakpun ikut meramaikan. Tentunya
dengan gaya masing-masing yang super lucu. :D Alhamdulillah… semuanya bahagia
tanpa uraian air mata. :P
Selesai
hiburan, adik-adik kembali ke bangsal masing-masing. Kakak-kakak membersihkan
tempat bermain seperti sedia kala. Setelah itu, karena susu dan biskuatnya
masih banyak, maka dibagikan ke bangsal adik-adik penderita kanker. Allah.. inilah
saat mata melihat kondisi adik-adik yang sebenarnya. Ada yang lemah terbaring
dan ada yang kesakitan, namun tidak sedikit pula yang bisa ketawa lepas
menyambut kakak-kakak membagikan susu dan biskuit. Sejenak, raga ini lemas
menyaksikkan kondisi adik-adik yang sedang berjuang melawan penyakit kronis
masing-masing. Disatu sisi merasakan bahagia bisa membuat mereka tertawa~ yang
entah akan bertahan berapa lama. Aku yang hanya mampu menghibur lewat senyum,
sapa, dan salam..
Alhamdulillah,
Allah mewarnai hari ini dengan sangat sempurna. Bersama adik-adik membuat
semakin memaknai ayat-ayatNya. Menyukuri apa yang telah ada pada diri ini.
Dan.. firman Allah dalam surat Ar-Rahman,”Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan??” terus terngiang-ngiang
dalam benak dan pikiran. Sungguh, entah apa yang menjadikan manusia menjadi
terlena akan dunia sehingga melupakan kenikmatan yang Allah berikan selama ini.
Rasullah SAW pun pernah memberikan nasihat,”Lihatlah
orang yang lebih rendah dari pada kalian dalam urusan dunia, dan lihat yang
lebih tinggi dalam urusan agama/akhirat. Yang demikian itu lebih layak,
sehingga kamu tidak meremehkan nikmat ALLAH yang diberikan kepadamu."
Allah..
Allah.. Allah.. jalan untuk lebih mencintaiNya ada banyak cabang. Maka,
temuilah cabangmu itu. Hingga nantikan kita kan dipertemukan dalam muara yang
sama, yakni keridho’an Illahi. Masih sama-sama berproses. Memahami makna
kesyukuran, keikhlasan, kekuatan, dan kesabaran
Dengan Cinta,
Veeza Tazkiyah
Wassalamu’alaikum…
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar