Selasa, 08 April 2014

Malam Berapi itu...


Malam ini..
Tepat 1 minggu malam berapi itu. Siapa yang tak ingat? Dan.. siapa yang melupa?
Fikir ku tuk lupa namun tak sampai.. bayangan merah itu selalu terbayang di benak. Apa yang tertulis mungkin inilah yang seharusnya terjadi.. malam berapi mengawali bulan 4 ini.. dan akhirnya akupun bercerita lewat kata..
Saat itu.. malam gelap mencekam. Penerang seakan tak sanggup membukakan mata. Langit menangis berkali-kali lipat dan memuntahkan apa yang di rasa meyesakkan.. dan..
Lilinpun terpasang. Seakan berusaha menerangkan.. menghangatkan.. namun..
Sang lilin murka... Entah apa faktor yang menjadikannya murka.. apipun termuntahkan. Sekejap.. dan menjalar hingga ujung. Melahap apa saja.. menerkam bak hewan buas yang ganas..
Aku pun ciut.. nyaliku tak kunjung hidup.. melihat.. merasakan.. dan menangis.. apa yang sebenarnya terjadi?? Sejak kapan lilinku seperti ini? Ganas.. dan menyerang.. aku terdiam seakan benar-benar tak paham..
Mimpikah? Atau sekedar bayangan semuku yang sering hadir dalam benak? Apa ini nyata? –Nyata- dan.. fajar menyadarkanku.. membuka mataku.. membantuku mengeluarkan sesak dalam dada. Tetesan demi tetesan menyapu bayanganku yang suram. Ini nyata… dan nyata adanya…
“Apa yang kau tunggu..?? bergeraklah.. lihatlah sekitarmu..” batinku mengeras.. mendesak dan terus mendesak..
Dan.. beberapa terlihat hanya tinggal puing-puing hitam.. sebagian besar termakan api. Sebagian tersapu air …

Sudah.. hapuslah air mata. Menangis lama tak akan menyelesaikan masalah. Tegapkan dada. Songsong hari esok lebih cerah..
Bersabarlah.. ikhlaskanlah.. sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Allah sedang mngujimu.. dan hanya orang-orang yang bersabarlah yang bisa melewatinya.. Allah tau mana yang lebih baik untukmu dan untuk kita. Lepaskan harta duniawi.. raih pahala akhirat yang kekal hingga ke surga. Yakin bahwa akan ada ganti yang lebih baik dari musibah ini.. yakin Allah masih menyimpan banyak kenikmatan untukmu kelak saat waktu itu tiba. Saat dimana kau telah sanggup menerimamya.. saat terbaik untuk menerima yang terbaik..
Nantikanlah saat itu.. namun, tak hanya sekedar menunggu.. bergeraklah.. tak akan ada  laju saat kaki masih pada tumpuan. Semakin kau banyak gerak, kan semakin cepat kau mendapatkannya.. ingatlah.. yakinlah J
Senyummu mengibaratkan kebahagiaan dunia.. sedihmu mengisyaratkan kesedihan dunia.. berjuanglah untuk hidup.. tersenyumlah untuk hidup.. hapuslah sedih itu dan raih kebahagiaan hidup J


Surakarta, 08 April 2014
22:18
Read More..