Rabu, 17 Agustus 2016

..semangat berjuang Dinda

Assalamu’alaikum..
Apa kabarmu, Dinda? 



Kini sudah genap 4 minggu kau berada di area boarding school. Merasakan tanpa rumah, tanpa hp, tanpa tv, tanpa teman-teman sepermainan, tanpa suasana kenyamanan rumah.. dan tanpa abi umi. Entah apa sejatinya yang kau rasakan? Tak bisa ku bayangkan rindu yang selalu membuncah pada dirimu.

Walau jarak semakin dekat denganku namun entah mengapa akupun selalu rindu bertemu. Perjumpaan denganmu setiap hari Ahad pun hanya menjadi penggugur setitik rinduku padamu. Ya.. selalu ada kekhawatiran padamu. Semoga kau di sana selalu kuat ya…

Dinda.. izinkan aku menorehkan kata-kata ini untukmu. Sejatinya aku ingin mengungkapkan sayang padamu. Sayang kakak kepada adek. Sayang yang bisa menumbuhkan  harapan. Sayang yang melayangkan perhatian. Sayang yang tak salah tujuan. Sayang yang selamanya tetaplah sayang. Walau rasa sayang kerap menyesal kala tertutup oleh kesal. Walau sayang terkadang terkalahkan oleh ego urusan duniawi. Maafkan.. aku hanyalah kakak tanpa kesempurnaan. Entah bagaimana aku mengungkapkan. Hanya ingin kau bahagia saat bersamaku…

Dinda.. entah mengapa.. dari hari ke hari aku merasakan Allah semakin semakin sayang pada kita. Aku dengan perjuanganku di sini dan kau dengan perjuanganmu di sana. Kita sama-sama diuji sampai benar-benar mampu bertahan dan menyelesaikan… Allah ingin kita selalu dekat denganNya. Bukankah nyaman sekali bisa bersama Allah selalu, Dinda? Selalu diperhatikan dan diingatkan. Hanya kita yang mampu mengolah rasa lelah dengan urusan dunia menjadi bahagia selalu bersamaNya. Aku dan kamu, Dinda.

Kadang aku merasa egois. Perjuanganku serasa terberat hingga aku lupa perjuangan orang-orang di sekitarku. Aku gagal merasakan. Bagaimana abi dan umi di sana? Bagaimana mas mbak dengan urusan kerja dan rumah tangga. Dan kau adekku.. dengan perjuangmu bertahan menjalani semua. Sakit, tangis hingga tawa tak kunjung ada kau rasakan. Letih sendiri, bukan? Melakukan pekerjaan keseharian sendiri. Aku melihat lewat sorotan matamu, Dinda. Kau yang lebih layak dikatakan sebagai seseorang yang sedang berjuang dibandingkan dengan aku. Aku bersyukur Allah masih mengingatkan aku, Dinda. Tak ada masalah tanpa penyelesaian, bukan? Allah juga tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambaNya, bukan?

Yaa.. Dinda.. maafkan aku yang pernah mengeluhkan keluh kesahku padamu. Kau yang sedang berjuang untuk hidup. Kau yang sedang belajar bagaimana menjalani hidup. Izinkan aku menjadi pengiringmu. Walau tak setegar karang namun aku bisa menemanimu melangkah. Tentu dengan cinta ku padamu. Hanya karena Allah, insyaALLAH.

Dinda.. selamat berjuang.. berjuang selalu. Aku sangat berharap kau akan menjadi kebanggaan abi umi dan kakak-kakakmu. Sayang selalu padamu…
Wassalamu’alaikum…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar