Rabu, 16 November 2016

Kembali PadaNya


Assalamu’alaikum…
Pernahkah kau merasa kehilangan? Kehilangan seseorang yang kau sayang? Seseorang yang pernah kau miliki.. atau yang belum pernah kau miliki? Atau... seseorang yang tak akan pernah kau miliki?
Ketika kita mampu berfikir ulang, sejatinya takkan ada seseorang yang layak kita miliki. Walaupun itu terjadi pada orang-orang yang kita sayang. Siapa kita? Hanya Allah pemilik jiwa-jiwa yang menggantungkan diri PadaNya. Hanya Allah yang berhak memiliki diri kita, pun pada orang yang kita sayang.
Bagaimana jika Allah terlalu mencinta pada orang tersebut? Ikhlaskah kita untuk menerimanya? Ikhlaskah kita melepaskannya? Ikhlaskah kita mengembalikannya? Mengembalikan hanya kepada Allah SWT, Dzat tempat kembali. Tentunya kembali dalam keadaan terbaik, sama seperti saat orang tersebut dilahirkan ke dunia.
Inilah yang terjadi pada seorang adik kecil yang sangat Allah cinta. Allah sangat mencintainya sehingga Dia inginkan kembali jiwa tersebut. Allah ingin lebih dekat bersamanya hingga Jannah insyaAllah menjadi hadiah terindah untuk adik tersebut. Jika aku ditanya, apakah adik tersebut seseorang yang ku sayang? Yang layak aku tangisi? Yang layak aku rindukan? Yang layak aku do’akan? Akupun tak punya jawaban pasti. Dia bukan saudara kandungku, diapun bukan teman dekat, ataupun putra atau adik dari teman atau keluarga dekat. Dia lahir dalam rahim berbeda denganku. Mungkin jika ada seseorang mengatakan aku bukan siapa-siapanya, mungkin itu benar adanya. Aku memang bukan siapa-siapanya. Karena mengenalnyapun hanya sekali. Itupun hanya sebatas nama dan sedikit cerita penyakit yang dia alami. Karena melihat sosoknyapun hanya sekali. Hanya sekali juga menyapanya. Sekali juga menghiburnya. Sekali juga ku pegang wajahnya, ku pegang tangannya.. hanya sekali :'(
Namun, entah mengapa.. ku rasakan ada yang kosong dalam perasaan ketika ku putar memori kembali saat berkesempatan menghiburnya. Saat ku pandangi lagi foto kenangannya yang masih tersisa. Saat aku memberikan biskuat dan susu di bangsal tempat dia berbaring, kemudian dia bilang,”Sudah dapat mbak.. sudah dapat tadi.” Ada rasa perih dalam hati. Ada rasa kuat keinginan untuk bisa mengingat kembali bagaimana raut wajahnya saat itu.. bagaimana? Aku pupus tak mengingatnya.. T.T
Allah, ada rasa ingin mengulang kembali saat-saat aku bisa menghiburnya. Walaupun dia adalah anak yang paling diam saat itu, tak menghalangi semangatku untuk membuatnya ikut dalam atmosfer kebahagiaan bersama. Entah apa yang dirasakannya saat itu. Sakitkah? Atau malukah? Atau? Namun aku percaya dia mendengar. Mendengar semua hiburan dari mbak-mbak dan mas-mas. Aku percaya.. ketika matanya masih tertuju padaku saat ku ceritakan kisah Nabi Yunus.
Allah.. adik kecil, yang masih ku ingat benar namanya “Rasyid” insyaAllah kembali kepadaMu dalam keadaan terbaiknya. Saat dia sedang berjuang melawan penyakitnya. Saat setelah dia menjalani operasi tumor ginjal. Saat kurang dari 1 Minggu setelah Allah memberi kesempatanku untuk bertemu dengannya. Saat dia telah berkenan mewarnai salah satu hariku yang bermakna. Saat dia yang telah ikut merangkai sajak kehidupanku. Siapa yang tega melihat anak yang masih kecil menderita penyakit yang cukup parah itu? Mendengarpun sejatinya ingin ku tangkis. Namun, apalah yang bisa kita perbuat? Ketika Allah telah menetapkan, maka “Kun Faya Kun”. Semuanya tergantung pada kehendakNya dan pastilah ada Ibrah dibaliknya.
Kini, hanya do’a yang bisa ku panjatkan padaMu. “Allaahummaghfirlahu Warhamhu Wa'aafihii Wa'fu Anhu”... “Wahai Allah, ampunilah, rahmatailah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Aamiin ya Robbal’alamiin..
Sejatinya.. tak ada yang bisa menjamin panjang umur seseorang. Sampai kapan dia bisa hidup di dunia. Sebanyak apa amal seseorang. Sebaik apa akhlaq seseorang. Pun sejatinya keimanan seseorang tak ada yang bisa menjaminnya. Apakah kita akan muslim selamanya? Siapa yang bisa menjamin? Hanya melalui tekad kuat beribadah dan menjalankan semua perintahNya. Selalu kembali kepada Allah dalam hal apapun. Selalu iringi asma Allah disetiap laku dan lesan kita. insyaAllah, Allah tak akan meninggalkan kita. Bismillah.. bi idznillah.. “maka jadilah sebaik-baik kepribadian yang mampu menjaga keimanan”

 

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)

Wassalamu’alaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar